KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya lah makalah ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Meskipun ada berbagai kendala yang
kami hadapi namun Alhamdulillah dapat kami lalui.
Tugas
makalah ini kami buat sebagai bentuk rasa tanggung jawab kami sebagai seorang
mahasiswi dalam memenuhi tugas kelompok mata kuliah administrasi manajemen pendidikan.
Tak
lupa kami ucapkan kepada dosen karena telah membimbing kami, serta rekan-rekan
mahasiswa yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini . Kami
mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penyusunan makalah ini
terdapat kesalahan dan kekurangan.
Penyusun
KELOMPOK V
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar................................................................................................ i
Daftar
Isi........................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar
Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah............................................................................ 2
C. Tujuan.................................................................................................. 2
BAB
II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
A. Pengertian
Koordinasi...................................................................... 3
B. Pentingnya
Koordinasi dan pelaksanaan manajemen............... 4
C. Teknik
Berkoordinasi......................................................................... 6
BAB
III PENUTUP........................................................................................ 12
A. Kesimpulan....................................................................................... 12
B. Saran.................................................................................................. 12
Daftar
Pustaka.............................................................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Manajemen
pemerintahan modern di dasarkan atas prinsip spesialisasi atau pembagian kerja.
Jabatan-jabatan diuraikan dalam tugas-tugas berulang satu persatu dan
dipercayakan kepada individu-individu baik bekerja dalam bagian yang sama
maupun yang bekerja dalam bagian- bagian pemerintahan yang berlainan. Akan
tetapi hanya dengan penerapan spesialisasi saja tidak memungkinkan suatu
organisasi mencapai hasil yang diinginkan. Oleh karena jabatan-jabatan di
khususkan dan di bagikan diantara unit-unit maka koordinasi adalah perlu.
Koordinasi
atau integrasi adalah suatu proses untuk mengembangkan dan memelihara hubungan
yang baik diantara kegiatan-kegiatan, baik itu kegiatan-kegiatan fisik maupun
kegiatan-kegiatan rohaniah. Koordinasi adalah penting dalam
organisasi-organisasi yang kompleks, karena di situ dapat terbanyak kegiatan
yang berlainan dilakukan oleh banyak orang dalam banyak bagian. Kebutuhan akan
koordinasi timbul sewaktu-waktu apabila satu orang atau kelompok bertanggung
jawab atas kesempurnaan suatu tugas. Apabila terdapat keadaan saling
bergantungan diantara kegiatan-kegiatan maka hasil yang efektif akan dapat
tercapai hanya apabila kegiatan-kegiatan tersebut dikoordinasikan.
B.
Rumusan
Masalah
a.
Apa pengertian koordinasi?
b.
Bagaimana pentingnya koordinasi?
c.
Bagaimana teknik berkoordinasi?
C.
Tujuan
a.
Untuk mengetahui pengertian koordinasi.
b.
Untuk mengetahui pentingnya koordinasi.
c.
Untuk mengetahui teknik koordinasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Koordinasi
Pengertian Koordinasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh
berbagai pihak yang sederajat untuk saling memberikan informasi dan bersama
mengatur atau menyepakati sesuatu, sehingga di satu sisi proses pelaksanaan
tugas dan keberhasilan pihak yang satu tidak mengganggu proses pelaksanaan
tugas dan keberhasilan pihak yang lainnya. Sementara pada sisi lain yang satu
langsung atau tidak langsung mendukung pihak yang lain.
Menurut James G
March dan Herben A Simon,
Pengertian Koordinasi adalah
suatu proses untuk mencapai kesatuan tindakan di antara kegiatan yang saling
bergantungan. Pengertian Koordinasi
menurut Terry, Koordinasi adalah
suatu sinkronisasi yang tertib dalam upaya untuk memberikan jumlah yang tepat,
waktu dan mengarahkan pelaksanaan yang mengakibatkan harmonis dan tindakan
terpadu untuk tujuan lain. Pandangan mengenai koordinasi ini menarik perbedaan
antara koordinasi dengan kerja sama. Kerja sama diartikan sebagai aksi kolektif
satu orang dengan yang lain atau orang lain menuju tujuan bersama.
Jika dilihat dari sudut normatifnya, maka koordianasi
diartikan sebagai kewenangan untuk menggerakkan, menyelaraskan, menyerasikan
dan menyeimbangkan kegiatan-kegiatan yang spesifik atau berbeda, agar nantinya
semua terarah pada pencapaian tujuan tertentu pada waktu yang telah ditetapkan.
Dari sudut fungsionalnya, koordinasi dilakukan guna mengurangi dampak negatif
spesialisasi dan mengefektifkan pembagian kerja.
Dari pengertian koordinasi yang diungkapkan di atas, dapat
disimpulkan bahwa Pengertian Koordinasi
adalah proses penyepakatan bersama yang mengikat berbagai kegiatan atau unsur
yang berbeda-beda sedemikian rupa, sehingga di sisi yang satu semua kegiatan
atau unsur tersebut terarah pada pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan
dan di sisi lain keberhasilan kegiatan yang satu tidak merusak keberhasilan
kegiatan yang lain.
B.
Pentingnya
Koordinasi dan Pelaksanaan Manajemen
Koordinasi dan
kolaborasi merupakan salah satu materi yang diajarkan dalam diklat kepemimpinan
tingkat IV kurikulum baru, dengan maksud agar peserta mempunyai pemahaman dan
mampu mempraktekan koordinasi dan berkolaborasi dalam lingkungan kerja
khususnya dalam upaya melaksanakan proyek perubahan. Tulisan ini sebagai
sumbangan untuk menambah wawasan tentang koordinasi bagi pembaca untuk dapat
dipraktekan dilingkungan kerja, dan khususnya bagi peserta diklat pimpinan IV
agar saat melaksanakan proyek perubahan tidak terjadi permasalahan-permasalahan
karena disebabkan oleh lemahnya koordinasi.
Koordinasi kata yang
sering terucap, gampang diucapkan tapi tidak mudah dilakukan. Tidak sedikit
permasalah yang terjadi disebabkan oleh koordinasi, ketika kegiatan tidak
berjalan dengan baik atau hasil dari pekerjaan tidak sesuai dengan harapan,
sering kita dengar seseorang mengucapkan “bagaimana sih koordinasinya?”, “kurang
koordinasi ni!”, atau terucap kalimat lain yang menggambarkan masalah
yang terjadi disebabkan karena koordinasi yang tidak baik. Bagi penulis yang
bertugas di pendidikan dan pelatihan seringkali menemui peristiwa-peristiwa
yang disebabkan oleh koordinasi yang tidak baik, misalnya ruang kelas yang
masih berantakan padahal kelas akan digunakan, pengajar yang tidak datang
dikelas, pengajar yang masuk kelas saat ada pengajar lain sedang mengajar,
modul atau bahan ajar yang diterima peserta saat diklat akan berakhir, dan
masih banyak kejadian lainnya yang terlalu banyak untuk diceritakan. Penulis
yakin jika koordinasi dilakukan dengan baik, peristiwa-peristiwa tersebut tidak
akan terjadi.
Untuk dapat
melaksanakan koordinasi dengan baik, kita harus memahami beberapa hal yang
terkait dengan koordinasi antara lain pengertian, pedoman, tipe,
halangan-halangan, prinsip-prinsip, dan cara mengatasi masalah koordinasi.
Karena cukup banyak hal yang harus dipahami maka tulisan tentang koordinasi ini
akan penulis buat terdiri dari 2 (dua) tulisan sedangkan tulisan tentang
kolaborasi akan penulis buat setelah tulisan tentang koordinasi ini selesai.
Pada tulisan bagian pertama ini penulis akan membahas tentang pengertian,
tujuan, tipe, dan prinsip koordinasi.
C.
Teknik
Berkoordinasi.
Menurut Tripathi dan Reddy beberapa teknik
koordinasi yang penting adalah :
a. Hierarki
Alat yang paling tua dan paling sederhana untuk mencapai koordinasi adalah hierarki atau rangkaian komando. Dengan menempatkan unit-unit yang saling bergantung di bawah seorang atasan dapat dijamin adanya koordinasi di antara kegiatan-kegiatannya, para ahli klasik sangat mengandalkan alat ini. Akan tetapi anggota-anggota aliran hubungan manusiawi beranggapan bahwa dalam beberapa hal alat ini tidak efektif. Menurut Chris Argyris, system hierarki membuat individu-individu tidak bebas, pasif, dan kurang penting bagi pemimpin. Ini adalah apa yang tidak disukai oleh individu-individu yang sudah dewasa. Menurut Rensis, Likert, struktur hierarkis menggagu atau mengurangi komunikasi dan pengambilan keputusan.
Alat yang paling tua dan paling sederhana untuk mencapai koordinasi adalah hierarki atau rangkaian komando. Dengan menempatkan unit-unit yang saling bergantung di bawah seorang atasan dapat dijamin adanya koordinasi di antara kegiatan-kegiatannya, para ahli klasik sangat mengandalkan alat ini. Akan tetapi anggota-anggota aliran hubungan manusiawi beranggapan bahwa dalam beberapa hal alat ini tidak efektif. Menurut Chris Argyris, system hierarki membuat individu-individu tidak bebas, pasif, dan kurang penting bagi pemimpin. Ini adalah apa yang tidak disukai oleh individu-individu yang sudah dewasa. Menurut Rensis, Likert, struktur hierarkis menggagu atau mengurangi komunikasi dan pengambilan keputusan.
b. Peraturan,
prosedur, dan kebijaksanaan.
Rincian
peraturan-peraturan, prosedur-prosedur, dan kebijaksanaan-kebijaksanaan
merupakan alat yang sudah umum lainnya untuk mengkoordinasikan sub-sub unit
dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatannya yang sifatnya rutin.
Peraturan-peraturan, prosedur-prosedur, dan kebijaksanaan-kebijaksanaan standar
ditentukan untuk mencakup semua situasi yang mungkin. Alan tetapi seperti
halnya yang ditunjukkan oleh beberapa kritik, alat ini mengakibatkan suatu
“lingkaran setan” di dalam mana akibat gangguan fungsi alat ini menimbulkan
kepercayaan yang masih lebih kuat kepadanya. Artinya, uraian
peraturan-peraturan dan prosedur-prosedur menurunkan lebih banyak peraturan dan
prosedur untuk memeliharanya.
c. Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu cara untuk mengetahui lebih dini keadaan-keadaan yang saling bergantung dan dengan demikian mencegah atau mengurangi kesulitan-kesulitan koordinasi. Sampai suatu tingkat sehingga kemungkinan-kemungkinan timbul, tidak diketahui secara dini dalam rencana, koordinasi memerlukan komunikasi untuk memberikan peringatan penyimpanagn dan kondisi-kondisi yang direncanakan atau yang diramalkan, atau untuk memberikan instruksi-instruksi perubahan dalam kegiatan guna menyesuaikan dengan penyimpangan ini. March dan Simon menyebut koordinasi yang didasarkan atas rencana yang dibuat sebelumnya ini koordinasi berdasarkan rencana dan koordinasi yang mengandung penyampaian informasi baru koordinasi berdasarkan umpan balik. Penulis-penulis ini berpendapat bahwa makin stabil dan makin dapat diramalkannya situasi, makin besar pula kepercayaan kepada koordinasi berdasarkan rencana; makin berubah-ubah dan tidak dapat diramalkannya situasi, makin besar kepercayaab kepada koordinasi berdasarkan umpan balik.
Perencanaan merupakan suatu cara untuk mengetahui lebih dini keadaan-keadaan yang saling bergantung dan dengan demikian mencegah atau mengurangi kesulitan-kesulitan koordinasi. Sampai suatu tingkat sehingga kemungkinan-kemungkinan timbul, tidak diketahui secara dini dalam rencana, koordinasi memerlukan komunikasi untuk memberikan peringatan penyimpanagn dan kondisi-kondisi yang direncanakan atau yang diramalkan, atau untuk memberikan instruksi-instruksi perubahan dalam kegiatan guna menyesuaikan dengan penyimpangan ini. March dan Simon menyebut koordinasi yang didasarkan atas rencana yang dibuat sebelumnya ini koordinasi berdasarkan rencana dan koordinasi yang mengandung penyampaian informasi baru koordinasi berdasarkan umpan balik. Penulis-penulis ini berpendapat bahwa makin stabil dan makin dapat diramalkannya situasi, makin besar pula kepercayaan kepada koordinasi berdasarkan rencana; makin berubah-ubah dan tidak dapat diramalkannya situasi, makin besar kepercayaab kepada koordinasi berdasarkan umpan balik.
d. Panitia
Pengikutsertaan, panitia, atau pengambilan keputusan kelompok merupakan alat koordinasi yang sudah umum lainnya. Alat ini sangat mengurangi kekakuan struktur hierarkis, meningkaykan komunikasi dan pemahaman ide-ide yang efektif, mendorong penerimaan dan tanggung jawab atas kebijaksanaan serta membuat pelaksanaannya menjadi lebih efektif. Agar panitia berjalan dengan lancer maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
Pengikutsertaan, panitia, atau pengambilan keputusan kelompok merupakan alat koordinasi yang sudah umum lainnya. Alat ini sangat mengurangi kekakuan struktur hierarkis, meningkaykan komunikasi dan pemahaman ide-ide yang efektif, mendorong penerimaan dan tanggung jawab atas kebijaksanaan serta membuat pelaksanaannya menjadi lebih efektif. Agar panitia berjalan dengan lancer maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
1. Jumlah
anggota panitia jangan terlalu banyak. Terlalu banyak anggota mengakibatkan
pembicaraan-pembvicaraan menjadi panjang, memperlambat keputusan-keputusan dan
membuang-buang waktu dan uang.
2. Wewenang
suatu panitia harus diuraikan dengan jelas dan kegiatan-kegiatannya dipilih
dengan tepat serta dirumuskan dengan jelas.
3. Anggota-anggota suatu panitria harus dipilih
dengan cermat dari semua bagian. Mereka itu sebaiknya adalah orang-orang yang
dapat mengikuti semua pembicaraan dan pertimbangan.
4. Ketua
panitia harus merencanakan dan memimpin rapat dengan tegas dan jujur.
5. Anggota-anggota
harus berperilaku sebagai suatu tim yang baik dan bertanggung jawab.
e. Ide-ide
Membantu perkembang suasana saling percaya dan kerja sama juga merupakan suatu mekanisme pengkoordinasian. Menurut Gullick, pemimpin sebaiknya timbul dalam pikiran mereka yang berhubungan dengan tiap kegiatan keinginan dan kemauan bekerja sama untuk suatu tujuan. Tidak hanya mencakup kecakapan atau kemampuan yang berhubungan dengan pengertian, tetapi juga yang berhubungan dengan emosi. Mary Parker Follet menunjukkan bahwa koordinasi tidak dapat dicapai hanya dengan memberikan perintah-perintah tau komando-komando, karena hal ini akan menimbulakan perlawanan, hilangnya rasa harga diri dan tidak adanya rasa tanggung jawab. Pemecahannya adalah dengan memberikan perintah-perintah “tidak menurut selera” menyatukan semua orang yang terlibat dalam suatu studi situasi dan mematuhinya. “Seseorang sebaiknya jangan memberikan perintah kepada orang lain tetapi keduanya sebaiknya menyetujui untuk mematuhi perintah mereka yang diberikan oleh situasi”.
Membantu perkembang suasana saling percaya dan kerja sama juga merupakan suatu mekanisme pengkoordinasian. Menurut Gullick, pemimpin sebaiknya timbul dalam pikiran mereka yang berhubungan dengan tiap kegiatan keinginan dan kemauan bekerja sama untuk suatu tujuan. Tidak hanya mencakup kecakapan atau kemampuan yang berhubungan dengan pengertian, tetapi juga yang berhubungan dengan emosi. Mary Parker Follet menunjukkan bahwa koordinasi tidak dapat dicapai hanya dengan memberikan perintah-perintah tau komando-komando, karena hal ini akan menimbulakan perlawanan, hilangnya rasa harga diri dan tidak adanya rasa tanggung jawab. Pemecahannya adalah dengan memberikan perintah-perintah “tidak menurut selera” menyatukan semua orang yang terlibat dalam suatu studi situasi dan mematuhinya. “Seseorang sebaiknya jangan memberikan perintah kepada orang lain tetapi keduanya sebaiknya menyetujui untuk mematuhi perintah mereka yang diberikan oleh situasi”.
f. Indoktrinasi
Mengindoktrinasi anggota-anggota organisasi dengan dengan sasaran-sasaran dan tugas-tugas organisasi — suatu alat yang biasanya dipergunakan dalam organisasi-organisasi keagamaan dan militer – masih merupakan suatu alat pengkoordinasian lainnya. Menurut Selznick, tugas pokok kepemimpinan itu tidak hanya membuat kebijaksanaan tetapi juga”membuatnya ke dalam suatu sturktur social organisasi” – suatu situasi dimana setiap orang dalam organisasi secara spontan melindungi atau memajukan tujuan-tujuan dan metode-metode yang resmi. Hal ini dpat dicapai apabila pemimpin berhasil mengadakan perubahan melalui indoktrinasi dan cara-cara lain kumpulan orang-orang yang netral menjadi kumpulan orang-orang yang diikutsrtakan.
Mengindoktrinasi anggota-anggota organisasi dengan dengan sasaran-sasaran dan tugas-tugas organisasi — suatu alat yang biasanya dipergunakan dalam organisasi-organisasi keagamaan dan militer – masih merupakan suatu alat pengkoordinasian lainnya. Menurut Selznick, tugas pokok kepemimpinan itu tidak hanya membuat kebijaksanaan tetapi juga”membuatnya ke dalam suatu sturktur social organisasi” – suatu situasi dimana setiap orang dalam organisasi secara spontan melindungi atau memajukan tujuan-tujuan dan metode-metode yang resmi. Hal ini dpat dicapai apabila pemimpin berhasil mengadakan perubahan melalui indoktrinasi dan cara-cara lain kumpulan orang-orang yang netral menjadi kumpulan orang-orang yang diikutsrtakan.
g. Insentif
Memberikan insentif kepada unit-unit yang saling bergantung untuk belerja sama, seperti rencana pembagian laba, merupakan suatu mekanisme atau alat yang lain. Anjuran Ardent mengenai pembagian laba menyatakan bahwa hal ini meningkatkan semangat kelompok dan kooperasi yang lebih baik di antara pegawai-pegawai dan pekerja-pekerja, di antara para atasan dan orang-orang bawahan, dan di antara pekerja-pekerja dan pekerja-pekerja lain. Kepentingan bersama mengurangi perselisihan dan menjamin adanya koordinasi yang lebih baik.
Memberikan insentif kepada unit-unit yang saling bergantung untuk belerja sama, seperti rencana pembagian laba, merupakan suatu mekanisme atau alat yang lain. Anjuran Ardent mengenai pembagian laba menyatakan bahwa hal ini meningkatkan semangat kelompok dan kooperasi yang lebih baik di antara pegawai-pegawai dan pekerja-pekerja, di antara para atasan dan orang-orang bawahan, dan di antara pekerja-pekerja dan pekerja-pekerja lain. Kepentingan bersama mengurangi perselisihan dan menjamin adanya koordinasi yang lebih baik.
h. Bagian
penghubung
Dalam
beberapa kejadian dimana terdapat hubungan yang banyak sekali diantara dua
bagian, bagian penghubung berkembang untuk menangani teransaksi-transaksi. Hal
ini terjadi, khususnya antara bagian penjualan dan bagian produksi. Misalnya,
perusahaan pengepakan yang menyelesaikan banyak sekali order mengenai tempat
penyimpanan mungkin mempunyai bagian penghubung untuk menjamin bahwa bagian
produksi memenuhi persyaratan klien dan bahwa penyerahan akan dilakukan tepat
pada waktunya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengertian
Koordinasi adalah
kegiatan yang dilakukan oleh berbagai pihak yang sederajat untuk saling
memberikan informasi dan bersama mengatur atau menyepakati sesuatu, sehingga di
satu sisi proses pelaksanaan tugas dan keberhasilan pihak yang satu tidak
mengganggu proses pelaksanaan tugas dan keberhasilan pihak yang lainnya.
Sementara pada sisi lain yang satu langsung atau tidak langsung mendukung pihak
yang lain. Teknik berkoordinasi : Hierarki, Peraturan,
prosedur, dan kebijaksanaan, Perencanaan, Panitia, Ide-ide, Indoktrinasi, Insentif dan
Bagian
penghubung.
B.
Saran
Dalam pembuatan makalah ini , masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, sangat diperlukan kritik dan saran yang
membangun agar dalam pembuatan makalah
selanjutnya lebih baik lagi. Selain itu, makalah ini disarankan pula untuk
dijadikan tolak ukur dalam pembuatan makalah-makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Thanks ya gan, sangat membantu. Kunjungi juga ya kumpulan tugas akuntansi dan ekonomi
BalasHapusmembantuu
BalasHapus