Kamis, 17 November 2016

Pencegahan Infeksi Pada Persalinan


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pencegahan infeksi harus dilaksanakan oleh semua tenaga kesehatan dalam memberi pelayanan terhadap pasien guna untuk mencegah terjadinya infeksi dan untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak terutama pencegahan infeksi pada proses persalinan harus dilaksankan
Dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan bayi menuju indonesia sehat tahun 2016 dituntut pelayanan kebidanan yang berkualitas guna memperoleh sumber daya manusia, generasi penerus bangsa yang tangguh dan siap mengantisipasi perubahan yang semakin cepat. Bidan sebagai pemberi jasa standar etikdan tandar pelayanan. Asuhan persalinan normal adalah asuhan persalinan yang bersih dan aman serta mencegah terjadinya komplikasi selama dan pasca persalinan ( Depkes )
Beberapa faktor penyebab langsung kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh perdaraha,eklampsia,dan infeksi. Sedangkan faktor tidak langsung penyebab kematian ibu karena faktor terlambat. Ini semua terkait dengan faktor akses, sosial budaya, pendidikan dan ekonomi, yang dimaksud dengan faktor terlambat adalah terlambat mengenali tanda bahaya persalinan dan mengambil keputusan, terlambat dirujuk dan terlambat ditangani oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan.
Pencegahan infeksi adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko penularan infeksi mikroorganisme dari klien, dan tenaga kesehatan, pengunjung dan masyarakat. Persalinan merupakan proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dar terus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan setelah 37 minggu tanpa disertai adanya penyulit. Tindakan-tindakan pencegahan infeksi termasuk cuci tangan, memakai sarung tangan dan perlengkapan pelindung lainnya menggunakantekhnik aseptik, memproses alat bekas pakai, menangani peralata tajam dengan aman, menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan ( Buku Acuan APN, 2007 )
Mengingat bahwa infeksi dapat ditularkan melalui darah, sekret vagina,air mani,cairan amnion dan cairan tubuh lainnya maka dilingkungan yang mungkin terpapar, hal-hal tersebut mempunyai resiko untuk tertular bila tidak mengindahkan prosedur pencegahan infksi ( Saifudddin 2007 )
 Peran bidan dalam melaksanakan tugasnya, bidan tidak hanya memberikan pelayanan, tetapi bisa juga memberikan konseling dan menjadi pendengaryang baik pada setiap orang yang membutuhkannya. Bida harus tahu apa sebenarnya yang dibuthkan oleh pasien sehingga memberikan pelayanan yang tepat sesuai dengan kebutuhan klien tersebut. Dalam melakukan pencegahan infeksi, seorang bidan harus didasari dengan pegetahuan dan sikapnya tentang pencegahan infeksi itu sendiri.




B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah defenisi dari pencegahan infeksi
2.      Bagaimana cara pencegahan dan pengendalian infeksi pada proses persalinan
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui defenisi daripada pencegahan infeksi
2.      Untuk mengetahui cara pencegahan dan pengendalian infeksi pada proses persalinan


BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENCEGAHAN INFEKSI
1.      Definisi
      Pencegahan infeksi adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko penularan infeksi mikroorganisme dari klien, dan tenaga kesehatan, pengunjung dan masyarakat.pencegahan infeksi adalah bagian esensial dari semua asuhan yang diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir dan harus dilaksanakan secara rutin pada saat meolong persalinan dan kelahiran bayi, saat memberikan asuhan selaa kunjungan antenatal atau pasca persalinan bayi baru lahir.
      Persalinan pervaginam yaitu membuat tidak memerlukan keadaan aseptik seperti kamar bedah namun memerlukan pendekatan 3 bersih yaitu membuattangan lebih bersih, area perinatal, dan area umbilikus bersih selama dan sesuah persalinan.
      Persalinan pervaginam berhubungan dengan sejumlah faktor yang meningkatkan resiko terhadap endometrius dan infeksinsaluran kencing. Termasuk ketuban pecah lama, trauma jalan lahir,pengeluaran plasenta secara manual, episiotomi, dan persalinan forseph tengah



2.       Tindakan-tindakan pencegahan
a.      Mencuci tangan 
Untuk mencegah penularan infeksi kepada penolong dan klien para pelaksana pelayanan KIA perlu mencuci tangannya sebelum memeriksa klien. Mencuci tangan hendaknya menjadi suatu kebiasaan dalam melaksankan pelayanan sehari-hari. Cuci tangan merupakan prosedur yang palig penting dari pencegahan infeksi yang menyebabkan kesakitan da kematian ibu dan bayi baru lahi. Tujuan cuci tangan adalah menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan mengurangi menjadi suatu kebiasaan dalam melaksankan pelayanan sehari-hari. Cuci tangan merupakan prosedur yang palig penting dari pencegahan infeksi yang menyebabkan kesakitan da kematian ibu dan bayi baru lahi. Tujuan cuci tangan adalah menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan mengurangi jumlah mikroorganisme. ( tierjen )
Indikasi mencuci tangan
1)      Sebelum melakukan kontak fisik secara langsung dengan ibu dan bayi baru lahir
2)      Setelah kontak fisikdengan ibu dan bayi bau lahir
3)      Sebelum meakai saung tangan dan DTT steril
4)      Setelah melepaskan sarung tangan
5)      Setelah menyentuh benda yang terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh atau selaput mukosa lainnya.
untuk mencuci tangan :
1)      Lepaskan perhiasan ditangan
2)      Basahi tangan dengan air besih dan mengalir
3)      Gosok kedua tangan dengan kuat menggunakan sabun biasa atau yang mengandung antiseptik selama 10 – 15 menit ( pastikan sela-sela jai digosok secara menyeluruh ). Tangan yang terlihat kotor harus dicuci lebih lama.
4)      Bilas dngan tangan dengan air bersih yang menglir
5)      Biarkan tangan kering dengan cara dianginkan atau keingkan dengan kertas tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering
b.      Penggunaan sarung tangan
Sarung tangan digunakan sebelum menyentuh sesuatuyang basah ( kulit tak utuh, mukosa, darah atau cairan tubuh lainnya ), peralatan, sarung tangan, atau sampah yang terkontaminasi, ganti sarung tangan untuk menangani setiap ibu atau bayi baru lahir untuk mengindari kontaminasi silang atau gunakan sarung tangan yang berbeda untuk situasi yang berbeda pula. Ada 3 jenis sarung tangan yaitu :
a)      Sarung tangan bedah, diapakai sewaktu melakukan tindakan invasih pembedahan
b)      Sarung tangan pemeriksaan, dipakai untuk melindungi petugas kesehatan sewaktu melakukan pemeriksaan atau pekerjan rutin
c)      Saung tangan rumah tangga,  dipakai sewaktu memposes peralatan, menangani bahan - bahan terkontaminasi, dan sewaktu membersihkan permukaan yang terkontaminasi
c.       Asepsis atau Tekhnik Aseptik
Adalah istilah umum yang biasa digunakan dalam pelayanan kesehatan. Istilah ini dipakai untuk menggambarkan semua usaha yang dilakukan dalam mencegah masuknya mikroorganisme kedalam tubuh dan berpotensi untuk menimbulkan infeksi. Tekhnik aseptik membuat prosedur lebih aman bagi ibu, bayi baru lahir dan penolong persalinan degan cara menurunkan jumlah atau menghilangkan seluruh mikroorganisme pada kulit, jaringan dan intrumen atau peralatan hingga tingkat aman
d.      Antisepsis
Mengacu pada pencegahan infeksi dengan cara membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit atau jaringan tubuh lainnya
e.       Pemosesan alat bekas pakai
Dalam mencegah penularan infeksi, dapat dibagi dalam beberapa langkah yatu :
                   
1)      Dekontaminasi
Dekontaminasi adalah tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa petugas kesehatan dapat menangani secara aman bneda-benda ( peralatan medis, sarung tangan, meja pemeriksaan ) yang terkontaminasi darah dan cairan tubuh.cara memasikan adalah segera melakukan kontaminasi terhadap benda-benda tersebut setelah terpapar/ terkontaminasi darah atau cairan tubuh
2)      Mencuci dan membilas
Mencuci dan membilas merupakan tindakan-tindaan yang dilakukan untuk menghilangkan hampir semua mikroorganisme penyebab penyakit pada benda-benda asing ( debu, kotoran ) dari kulit atau intrumen
3)      Desinfeksi
Desinfeksi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan hampir semua mikroorganisme penyebab penyakit paa benda-benda mati atau instrumen
4)      Desinfeksi tingkat tinggi ( DTT )
Desinfeksi tingkat tinggi merupakan tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme kecuali endospora bakteri, dengan cara merebus atau dengan cara kimiawi

5)      Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu tindakan membunuh kuman phatogen dan apatogen beserta sporanya ,pada perawatan peralatan dan kedokteran dengan cara merebus, stoom, panas tinggi, atau menggunkan bahan kimia 

3.      Tujuan pencegahan infeksi
a.       Untuk mengurangi terjadinya infeksi pada ibu,bayi baru lahir, keluarga, penolong persalinan, dan tenaga kesehatan lainnya dengan mengurangi infeksi karena bakteri, virus dan jamur.
b.      Memberikan perlindungan terhadap klien, tenaga kesehatan, pengunjung dan lingkungan.
c.       Untuk menurunkan resiko penularan penyakit-penyakit berbahaya yang hingga kini belum ditemukan pengobatannya, seperti misalnya hepatitis dan HIV/AIDS.

4.      Prinsip – prinsip pencegahan infeksi
a)      Setiap orang ( ibu, bayi baru lahir, penolong persalinan ), harus dia nggap dapat menularkan penyakit karena infeksi dapat bersifat asimptomatik ( tanpa gejala )
b)      Setiap orang harus diaggap berisiko terkena infeksi
c)      Permukaan benda disekitar kita, peralatan dan benda-benda lainnya yang akan dan telah bersentuhan dengan permukaan kulit yang tak utuh, lecet selaput mukosa atau darah harus dianggap terkontaminasi hingga setelah dipergunakan, harus diproses secara benar
d)     Jika tidak diketahui apakah permukaan, peralatan atau benda lainnya telah diproses dengan benar maka semua itu harus dianggap masih terkontaminasi
e)      Resiko infeksi tidak bisa dihiangkan secara total, tapi dapat hingga sekecil mungkin dengan menerapkan tindakan-tindakan pencegahan infeksi secara benar dan konsisten.

5.       Penerapan kewaspadaan universal
Penerapan kewaspadaan universal/standar yang harus diperhatikan dalam pertolongan persalinan pada kala I,II,III,IV.
a.       Kebersihan tangan, cuci tangan, alkohol, handrubs
b.      APD : sarung tangan, pelindung wajah, pelindung mata, gaun / jubah, perlindungan kaki.
c.       Dekontaminasi sterilisasi, desinfektan (pengelolaan peralatn medik)
d.      Keamanan dan kesehatan lingkungan
e.       Pengelolaan linen ( barang steril diruangan )
  


B.    Aspek Pencegahan Dan pengendalian infeksi di ruang bersalin dalam masing-masing kala persalinan

a.      Aspek pencegahan dan pengendalian infeksi
Beberapa aspek pencegahan da pengendalian infeksi pada masing-masing kala persalinan, antara lain :
1.      Aspek pencegahan dan pengendalian infeksi kala 1 :
a)      Cuci tangan ( sebelum dan sesudah )
b)      Menggunakan sepasang sarung tangan periksa yang bersih atau sarung tngan bedah yang didesinfeksi tingkat tinggi yang sudah diproses ulang untuk setiap pemeriksaan
c)      Hindai mendorong ujung jari pemeriksa pada pembukaan serviks sampai persalinan aktif terjadi atau sampai diputuskan untukmelakukan induksi persalinan
d)     Batasi pemeriksaan dalam
Boyle mengemukakan prosedur pencegahan infeksi dalam pertolongan persalinan melputi  :
1)      Tekhnik aseptik
Teknik ini merupakan suatu metode pencegahan kontaminasi dengan hanya membiarkan cairan,instrumen, yang steril untuk kontak dengan area yang rentan. Resiko kontaminasi melalui udara juga harus diturunkan.

2)      Pemeriksaan dalam
Pemeriksaan dalam berpotensi menularkan patogen dari  luar tubuh kebagian atas vagina, serviks, dan jika ketuban pecah langsung ke interior uterus dan ke janin. Sangat penting unuk memastikan bahwa semua pemeriksaan dalam dilakukan dan tidak hanya sebagai prosedur rutin, untuk meminimalkan resiko ini
3)      Kateter Urie
Kateter urine menjadi salah satu peralatan kebidanan yang lumrah digunakan pada praktik saat ini baik sebagai kateter sementara maupun kateter menetap. Baktei dapat masuk melalui kantong drainase dan selang, terutama jika kantong tertaik ke atas dan ke bawah. Oleh karena itu posisi kantong drainase harus lebih rendh dari kantong kemih dan dekat dengan permukaaan lantai, serta tidak boleh tersumbat.

2.      Aspek pencegahan dan pengendalian infeksi pada kala II dan III :
Hal-hal yang terjadi pada kala II dan III persalinan,antara lain :
1)      Fase pengeluaran cairan ketubahan
2)      Fase pengeluaran darah tiba-tiba
Hal – hal yang harus diperhatikan pada fase-fase ini adalah resiko tinggi terkontaminasi
3.      Aspek pencegahan dan pengendalian infeksi pada kala ini,antara lain :
a)      Pergunakan alat perlindungan yang lengkap ( apron, sarung tangan steril, kaca mata, masker, topi, sepatu
b)      Pelindung kaki ( separu bot )
c)      Pertahankan supaya jangan terjadi transmisi mikroorganisme selama proses persalinan
4.      Aspek pencegahan dan pengendalian infeksi pada kala II dan III lainnya :
a)      Mencuci tangan
b)      Memakai sarung tangan
c)       Bila persalinan spontan, jika terjadi episiotomi ( maka hindari episiotomi  )
d)     Segera gunting tali pusat
e)      Dalam pngkleman tali pusat menerapkan prinsip steril
f)       Periksa apakah plasenta dan selaput ketubahan lahir lengkap
g)      Dalam penanganan bayi yaitu :
1)      Setiap petugas kesehatan yang menangani bayi harus menggunakan APD
2)      Jika perlu suction pada bayi pertahankan kesterilan
3)      Jaga supaya tidak terjadi transmisi mikroorganisme dari petugas, bayi dan lingkungan.
h)      Jika terjadi ruptur atau robekan pada jalan lahir :
1)      Bersihkan daerah perineum dari caian / darah
2)      Buka sarung tangan kotor, buang ke tempat sampah ( plastik kuning )
3)      Pakai sarung tangan steril untuk melakukan jahitan episiotomi
4)      Lakukan penjahitan luka episiotomi dengan jarum ( pegang jaingan dengan pinset saat menjahit )  
5.      Aspek pencegahan dan pengendalian infeksi pada kala IV dalam pesiapan untuk menyusui :
a)      Perhatika hygiene ibu
b)      Bersihkan area payudara dan aerolla mammae dengan air matang
c)      Apabila kondisi bayi baik :
1)      Bila ibu kan merawat bayinya, dilakukan rawat gabung
2)      Bila ibu tidak akan merawat bayi sendiri, bayi dirawat diruang rawat bayi baru lahir
3)      Apabila kondisi bayi asfiksia, bayi dirawat sesuai kebutuhan.

6.      Langkah – langkah untuk menurunkan resiko infeksi selama persalinan dan kelahiran pervaginam meliputi :
Langkah 1      :   yakinkan bahwa alat partus steril tersedia
Langkah 2      : segera setelah pasien diposisikan untuk kelahiran pakai sarung tangan pada kedua tangan dan cuci ara vulva, perineum, dan daerah anus dengan sabun dan air bersih
Langkah 3      : cuci tangan yang masih memakai sarung tangan dalam larutan klorin 0,5 % lepaskan sarung tangan, tempatka dalam kantong plastik atau kontainer tertutup
Langkah 4      : cuci tangan dengan sabun dan air bersih dan eringkan dengan kain bersih yang kering atau keringkan dengan udara
Langkah 5      : oleskan 5 ml antiseptik pencuci tangan pada tangan dan lengan, gosok sampai keing
Langah 6        : pakai sarung tangan bedah steril atau DTT pada kedua tangan
Langkah 7      : pakai alat pelindung termasu apron plastik atau karet dan pelindung muka karena terciprat darah atau cairan amnion yang berdarah dapat terjadi.




Sesudah melahirkan
Langkah 8      : sebelum mebuka sarung tangan, tempatkan semua barang yang akan dibuang kedalam kantong plastik atau kontaine sampah yang tahan bocor dan tertutup
Langkah 9      : jika episiotomi dilakukan atau ada robekan vagina atau perineum lakukan penjahitan
Langkah 10     : rendam kedua sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5 %, buka sarung tangan dengan membaliknya dan tematkan dalam kantong kontainer sampah yang tahan bocor dan tertutup kalau mau dibuang. Jika digunakan ulang rendam didalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit untuk dekontaminasi
Langkah 11     : cuci tangan dengan sabun dan air kemudian keringkan dengan kain keingatau dengan udara, atau pakailah antiseptk gosok tangan berbahan  dasar alkohol yang tak berair.


BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Pencegahan infeksi adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko penularan infeksi mikroorganisme dari klien, dn tenaga kesehatan, pengunjung dan masyarakat.pencegahan infeksi adalah bagian esensial dari semua asuhan yang diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir dan harus dilaksanakan secara rutin pada saat meolong persalinan dan kelahiran bayi, saat memberikan asuhan selaa kunjungan antenatal atau pasca persalinan bayi baru lahir

B.    SARAN
Kami menyadari bahwa makalah ini belum mencapai titik kesempunaan, jadi kritikan yang membangun kami sangat harapkan.






DAFTAR PUSTAKA
Maryunani, Anik. 2011. Pencegahan infeksi dalam kebidana. Cetakan pertama. Trans info media

Buku acuan APN, 2007. Buku Panduan Asuhan Persalinan Normal, Edisi Revisi, Jakarta; Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Efek Blog